Tuesday, February 23, 2016

Sekilas Tentang Klub Sepak Bola Liverpool FC

Oleh Johanes Chandra Ekajaya - Foto dari laman website official Liverpool Indonesia

Liverpool Football Club


Liverpool Football Club dikenal pula sebagai Liverpool atau The Reds adalah sebuah klub sepak bola asal Inggris yang berbasis di Kota Liverpool. Saat ini Liverpool adalah peserta Liga Utama Inggris. Liverpool telah memenangkan 5 trofi Liga Champions UEFA (dulu Piala Champions) dan merupakan klub dengan pemegang gelar juara Liga Champions UEFA terbanyak di Inggris dan ketiga di Eropa bersama FC Bayern München, setelah Real Madrid dan AC Milan. Selain itu Liverpool juga pemegang masing-masing 3 gelar juara Liga Eropa UEFA dan Piala Super UEFA.
Di kompetisi domestik, Liverpool adalah klub dengan 18 gelar juara Liga Inggris, 7 Piala FA, serta 7 kali juara Piala Liga.
Liverpool didirikan pada tahun 1892 dan bergabung dengan Football League pada tahun berikutnya. Klub ini telah bermain di Stadion Anfield sejak pembentukannya yang terletak sekitar 4,8 km dari pusat kota Liverpool.
Periode paling sukses dalam sejarah Liverpool adalah pada tahun 1970-an dan 1980-an ketika Bill Shankly dan Bob Paisley memimpin klub dengan sebelas gelar liga dan tujuh piala Eropa.
Liverpool memiliki sejarah persaingan yang panjang dengan klub tetangganya Everton dan juga dengan Manchester United. Persaingan dengan klub sekota terkenal dengan nama Derby Merseyside. Liverpool dikenal memiliki seporter yang sangat fanatik, yang berada di seluruh dunia. Mereka dijuluki The Kop. Lagu kebangsaan Liverpool adalah "You'll Never Walk Alone".
Dalam sepanjang sejarah Premiere League, Liverpool termasuk salah satu dari tujuh tim yang belum pernah terdegradasi.

Hall Of Fame Liverpool FC, Johanes Chandra Ekajaya mengambil data dari website official Liverpool Indonesia

Ian Rush - Striker LFC, 1980-1996


Hanya satu kata yang dapat menjabarkan karir Ian Rush di Liverpool: Gol. Pemain asal Wales ini mencetak 346 gol dari 660 penampilan, sebuah rekor klub yang sangat sulit dilampaui.

Tidak ada yang dapat mengguncang the Kop lebih daripada sebuah gol, dan Rush adalah orang yang dapat menyebabkan 'kerusakan' pada tribun legendaris tersebut. Terlebih lagi, instingnya dalam mencetak gol memainkan peranan penting bagi the Reds dalam mendominasi permainan sepanjang dekade 1980an. Di Anfield, ia sangat dicintai. Di Eropa, ia menjadi sosok yang sangat ditakuti dan disegani.




Bob PaisleyManajer LFC, 1974-1983

20 trofi dalam 9 musim - tidak buruk bagi seseorang yang bahkan tidak ingin untuk menjadi manajer Liverpool FC.
Mengikuti jejak legendaris Bill Shankly adalah tugas yang mustahil bagi banyak orang, tetapi Paisley mampu menunjukkan taringnya. Pencapaiannya dalam waktu yang sangat singkat sebagai manajer - termasuk memenangkan 3 Piala Champions - tidak dapat diremehkan, atau dilampaui. Tidak diragukan lagi, di dunia sepakbola ia dikenal sebagai sang Manager of the Millenium.

Ian Callaghan - Pemain Tengah LFC, 1960-1978


Tidak ada seorangpun yang pernah bermain untuk Liverpool melebihi Ian Callaghan. Kemungkinannya: tidak akan pernah ada. Cally mengenakan lambang Liver bird di dadanya sebanyak 857 kali selama 18 tahun karirnya di klub ini. Tidak ada panutan yang lebih baik bagi para pemain baru dari seorang pemain tengah yang tindakannya melambangkan segala sesuatu yang baik dari sepakbola itu sendiri.

Pria sejati kelahiran Toxteth ini adalah satu-satunya pemain yang bertahan sejak Liverpool masih berada di Divisi Dua, hingga akhirnya menapaki puncak sepakbola Eropa. Sepanjang perjalanannya, ia mendapatkan tiap penghargaan yang ada, termasuk penghargaan tertinggi dari rekan-rekannya dan dari para fans, serta ia hanya sekali mendapatkan kartu peringatan.



Kenny DalglishPemain dan Manajer LFC, 1977-1991 and 2011-2012




Hanya akan ada satu Raja dan tokoh yang berhak duduk di singgasana Anfield, dan orang tersebut adalah Kenneth Mathieson Dalglish. Dengan tangan dinginnya dan pengetahuan sepakbolanya, King Kenny dihormati oleh Liverpudlian sebagai pemain terbesar yang pernah bermain untuk Liverpool.

Sebelum ia bergabung di bulan Agustus 1977, tim asuhan Bob Paisley terlihat sangat kesulitan saat meraih Piala Champions pertamanya. Tetapi dengan adanya sosok influensial seperti Dalgish di dalam tim, 13 tahun berikutnya menjadi tahun-tahun yang terbaik bagi Liverpool FC. Sebagai pemain yang bertalenta, apa yang ia capai sebagai manajer Liverpool menegaskan status legendarisnya dengan memberi dua gelar di tahun 1986, diikuti dengan titel Liga Inggris tahun 1988 dan 1990, ditambah lagi dengan Piala FA dari all-Merseyside final di tahun 1989.



Graeme SounessPemain Tengah LFC, 1978-1984




Seorang pesepakbola dengan kepiawaian pemain biola - itulah bagaimana seseorang mendeskripsikan Graeme Souness. Ia adalah seorang pemain tengah yang memiliki keberanian luar biasa dengan sentuhan yang sangat halus. Souness turut serta membawa 15 trofi ke Anfield selama enam tahun karirnya di klub, dan menjadi salah satu dari empat kapten the Reds yang mengangkat Piala Champions.

Di puncak karirnya, sang 'Emperor of Anfield' ini dipandang sebagai seorang pemain tengah serba bisa, dan penghargaan ini tidak berubah meski ia tidak berhasil sebagai manajer.



Albert StubbinsStriker LFC, 1946-1953




Penyerang tengah Albert Stubbins adalah salah satu pemain Liverpool yang sangat terkenal setelah Perang Dunia Kedua. Ia telah menjadi pemain yang subur dan berpengalaman ketika bergabung dari Newcastle tahun 1946, ia mencetak 232 gol di 190 pertandingannya semasa era Perang Dunia. Gol pertamanya ia ciptakan di kandang Bolton dan mengakhiri musim sebagai Juara Liga Championship serta menjadi pencetak gol terbanyak klub dengan 24 gol.

Secara keseluruhan, ia tampil sebanyak 178 kali bersama tim utama dan mengakhiri karirnya di Merseyside dengan mengemas total 83 gol.



Robbie FowlerStriker LFC, 1992-2001 and 2006-2007




Ditahbiskan sebagai 'God' oleh the Kop, Robbie Fowler adalah salah satu pemain yang sangat dicintai dalam sejarah Anfield. Sebagai Evertonian di masa kecilnya, ia mencetak debutnya di pertandingan Piala Liga melawan Fulham, sebelum kemudian penonton dan pundit dibuat kagum dengan 5 golnya sekaligus pada leg kedua di Anfield. Ditambah dengan hat-trick tercepat dalam sejarah Liga Premier ketika melawan Arsenal, ia berubah dari seorang pemain yang menjanjikan - menjadi seorang superstar di musim pertamanya.

Kepopuleran Fowler di antara fans menyamai Kenny Dalglish, dan dirinya menjadi sosok yang penting bagi Liverpool dalam memenangkan Treble di tahun 2001.



Phil NealPemain Belakang LFC, 1974-1985



Phil Neal adalah pemain dengan gelar juara terbanyak dalam sejarah Liverpool. Pada kenyataannya, tidak ada seorang pemain Inggris yang dapat meraih medali sebanyak dirinya. Bek tangguh ini turut serta membawa 22 piala ke dalam ruang trofi Anfield serta menjadi satu-satunya pemain Liverpool yang membawa timnya memenangkan empat Piala Champions.
Julukan 'Mr Consistency' melekat erat pada dirinya selama ia bermain untuk Liverpool. Ditarik dari tim Divisi Empat dengan nilai kontrak sebesar £66,000 di bulan Oktober 1974, mantan pemain Northampton Town ini adalah pilihan pertama Bob Paisley dan terbukti menjadi yang paling berkesan. Ia meninggalkan Anfield dengan setumpuk medali, termasuk 4 Piala Champions, 8 titel Liga Inggris, 4 Piala Liga dan satu Piala UEFA.

Bill ShanklyManajer LFC, 1959-1974



menurut informasi yang Johanes Chandra Ekajaya dapatkan, Bill Shankly adalah figur yang terpopuler dalam sejarah Liverpool FC. Sebagai seseorang yang kharismatik, ia menyadari mimpinya dalam mengubah klub ini menjadi kekuatan yang paling dominan di persepakbolaan Inggris. Semangatnya terpancar dari awal sejarah LFC berdiri.
Namanya bersinonim dengan pengertian 'the Liverpool way', warisannya telah menguasai Eropa sebanyak lima kali dan memonopoli kompetisi domestik selama lebih dari dua dekade. Sampai hari ini, semangat dari seseorang yang menjuarai Piala FA pertama bagi Liverpool di tahun 1965 tetap jaya di Anfield, dimana patungnya berdiri di depan the Kop yang ia cintai danShankly Gates dengan menyandang kata-kata yang abadi, 'You'll Never Walk Alone'.

John BarnesPemain Tengah LFC, 1987-1997


Tidak ada pemandangan yang lebih indah di dalam sepakbola seperti kemegahan John Barnes ketika menyusuri sisi lapangan. Datang ke Liverpool bersama dengan penyerang yaitu John Aldridge dan Peter Beardsley, Barnes adalah gabungan sempurna dari keahlian dan kekuatan. Kaki kirinya telah menjatuhkan banyak tim, sepanjang Liverpool membawa sepakbola Inggris ke tingkatan yang lebih tinggi dengan membukukan rekor 29 pertandingan tanpa kekalahan, dan mengamankan titel Liga ke-17.
Tidak mengejutkan jika ia meraih gelar Pemain Terbaik di tahun 1987-88. Kualitas yang ia miliki telah membawanya ke bagian sejarah Liverpool yang terbaik - seperti yang pernah dikatakan oleh Bob Paisley, seragam No.7 akan selalu melekat dengan Kenny Dalglish, demikian juga seragam No.10 akan menjadi milik Barnes selamanya 

Joe FaganManajer LFC, 1983-1985

Sebagai pekerja yang efektif dan pendiam di belakang layar, naiknya Joe Fagan ke singgasana Anfield adalah sesuatu yang logis - setelah ia menempati posisi di bawah Bob Paisley ketika Bill Shankly mundur tahun 1974.
Bukanlah tugas yang mudah untuk mengikuti Paisley dan sederet trofi yang diraih selama masa jabatannya, tetapi bagi Fagan hal tersebut adalah sebuah tantangan. Ia berhasil memimpin the Reds menuju treble Liga Inggris, Piala Champions dan Piala Liga.
Di bawah Fagan, the Reds bermain dengan tenang, mengukur efisiensi, dengan tiap bagian berfungsi dalam keseimbangan dan keharmonisan. Ia meninggal dunia pada bulan Juli 2001 di usia 80 tahun, tetapi Joe akan selamanya dikenang sebagai salah satu manajer terbaik the Reds, dan salah seorang penghuni terbesar Bootroom.

Billy LiddellPemain Sayap LFC, 1939-1961


Bagi beberapa generasi Liverpudlian, Billy Liddell akan tetap menjadi pemain terbesar yang pernah mengenakan seragam merah. Karena pengaruhnya yang besar dan sebagai bentuk penghormatan, suporter bahkan memberi julukan pada klub yang diambil dari namanya: Liddellpool.
Pemain sayap ini naik ke permukaan di tengah masa-masa kelam pada dekade 1950an ketika the Kop bersedih akibat masuk ke zona degradasi dan gagal meraih piala apapun. Sepanjang era kemandulan yang hampir tidak tercatat di dalam sejarah Liverpool, pemain asal Skotlandia ini memastikan bahwa ribuan pendukung klub tetap memadati Anfield dan turut serta menjaga klub ini berada di atas permukaan sepakbola Inggris.

Ian St JohnStriker LFC, 1961-1971


Ian St John bertanggung jawab atas satu-satunya momen terbaik di era Shankly. Adalah golnya di masa extra time yang membawa klub meraih Piala FA untuk pertama kalinya tahun 1965 dengan perayaan oleh ratusan ribu pendukung yang tumpah ruah memadati jalan kota Liverpool.
Bahkan sampai hari ini, setelah malam-malam Eropa yang luar biasa di Roma dan Istanbul, kemenangan pertama di Wembley itu masih dikenang sebagai salah satu momen terbaik LFC. Kontribusi St John bagi the Reds tidaklah hanya sebuah gol, pemain asal Skotlandia ini adalah figur penting dalam transformasi Liverpool FC dari tim Divisi Dua menjadi salah satu klub yang sangat ditakuti di Eropa.

Rafael BenitezManajer LFC, 2004 - 2010


Ia adalah Mesias dari Spanyol, seorang jenius dalam taktik, yang mengembalikan reputasi Liverpool sebagai salah satu klub terbesar di Eropa, dan memimpin tim menuju salah satu kemenangan terbaik LFC di dalam sejarah. Tahun pertama Benitez di Inggris berakhir seperti dongeng, tahun yang berakhir dengan pencapaiannya di Eropa yang sudah pasti menempatkannya di tempat terbaik dalam sejarah Anfield.
Jika dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan oleh Bill Shankly dalam membangun Liverpool menjadi sebuah kekuatan yang ditakuti, Benitez melakukan hal tersebut dalam waktu yang singkat, dan menghapus kekecewaan atas posisi lima di Liga Premier menjadi sebuah keberhasilan dengan meraih sukses di Eropa untuk kelima kalinya. Untuk merangkum legendanya hanya dalam enam menit mungkin akan mengecilkan seluruh kesuksesannya, tapi beberapa menit tersebutlah yang menjadi momen terpenting setelah paruh pertama di pertandingan hari Rabu, 25 Mei 2005. Yang pasti, suporter Liverpool tidak akan melupakan keajaiban di Istanbul.

Roger Hunt Striker LFC, 1958-1969



Sebagai satu-satunya pemain yang menerima gelar kehormatan Ksatria dari Anfield, Roger Hunt adalah salah satu figur yang paling populer yang pernah mengenakan seragam merah. Alasan mengapa ia belum dianugerahi gelar 'Sir' oleh Ratu Inggris sangatlah sulit dipahami, terutama ketika ia menjadi satu-satunya pemain the Reds yang bertanding dan menjadi starter untuk Inggris ketika menjuarai Piala Dunia tahun 1966.

Alasan mengapa Hunt akan selalu dikenang di Merseyside adalah karena kesuksesannya di klub. Sebelum era Ian Rush, Hunt membukukan rekor sebagai pencetak gol terbanyak, dan sampai hari ini tidak ada yang bisa mencetak gol bagi Liverpool lebih banyak dari dirinya di Liga.  






Bersambung . . .